Semalam, setelah main olah raga badminton yang cukup melelahkan, dan banyaknya keringat yang mengalir di tubuh yang gemuk dan bulat ini "tapi tetep seksi loh" hehehe, aku sematkan menelepon seseorang yang aku panggil dengan nama selembar daun teh, ku panggil dia teh, atau te2h, yang lucunya dia juga manggil aku kopi, hehehehe aku menelepon dia sangat lama, 2 jam lebih, untung pake handsfree jadi kuping gak panas, seorang teman lama yang telah lama ku kenal, seorang teman yang baik dan cantik, teman yang jarang kita berkomunikasi terlalu dalam, hanya sebatas teman, tetapi malam itu, perbincangan kita bisa sangat serius, seperti perbincangan seorang pria dewasa dengan wanita dewasa pula, tidak, kita tidak membicarakan hal2 yang bukan bukan, kita bicara hal yang iya iya, halah,
Gak nyangka, teman yang selama ini tidak terpikirkan untuk menjadi dekat, malah menjadi dekat, semoga, ini harapanku, aku bisa menjadi teman yang baik baginya dan juga sebaliknya, seorang wanita yang oleh rasaku terpilih untuk menjadi kandidat untuk menjadi "teman" ku, yah, begitulah, aku juga tidak menyangka bakal secepat itu, tapi tak dalam komitmen yang sangat sederhana itu, tidak ada perjanjian yang mengikat, kami hanya sharing akan impian dan harapan kita, ya dikit menyerempet masalah pernikahan, dan aku sebelumnya tidak pernah memaparkan hal ini lebih banyak ke orang lain, entahlah, aku hanya berlindung kepada Allah SWT, kami juga gak pacaran, kita hanya teman, dan itu berjalan biasa saja, tidak ada kata mesra, tidak ada kata sayang, tidak ada monitoring, atau apapun itu semua biasa saja, tetapi entah kenapa, aku merasa semua yang kami bicarakan adalah kejujuran, benar2 aku gak menyangka, aku bisa sedemikiannya terlibat dalam suatu pembicaraan yang sedalam itu, huh capek banget bicara dengan napas yang terengah2, ya kerena gugup juga, seseorang yang biasa dan tak terpikirkan, menjelma menjadi seseorang yang istimewa, tapi tidak ada pacaran, dan itu komitmen kami, kami akan menjalani hidup masing2 dan jika jodoh mempertemukannya maka jodohlah kami, semua kembali kepada takdir dan Yang di Atas, kami tahu itu, masih banyak hal2 yang harus kami kerjakan, toh dia juga masih kuliah dan walaupun aku sudah kerja, tetapi aku juga harus kuliah juga, dan itu butuh waktu, yang membuatku senang, aku bisa menyampaikan sesuatu yang mengganjal di dada ini, puh,,, santai,,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
yang jauh kadang bisa jadi dekat yang dekat bisa jadi jauh lho
Posting Komentar